“KORUPSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP
PEMBANGUNAN DI INDONESIA”[1]
Oleh : Chairul
Irfani (108081000153)[2]
Masih belum hilang hiruk pikuk perayaan tahun baru
2012 yang dirayakan diberbagai daerah di Indonesia dengan meriahnya. Di tahun
2012, memberikan banyak harapan, juga kegelisahan para kalangan.[3] 2011 bangsa ini meninggalkan banyak catatan dan
pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan pada tahun ini, khususnya
keseriusan pemerintah dalam pemberantasan korupsi di negeri ini. Tugas yang
tidak mudah bagi penegak hukum, tidak hanya Polri tetapi juga KPK yang di akhir
tahun 2011 DPR telah menentukan pilihannya terhadap Abraham Samad sebagai ketua
KPK yang baru.[4] Terpilihnya Abraham Samad membawa angin segar dalam
proses penyelesaian berbagai kasus korupsi di negari ini, khususnya kasus yang
banyak mendapatkan perhatian banyak masyarakat, yaitu kasus Century, Wisma
Atlet, Cek Pelawat yang kesemuanya menyeret nama-nama pejabat tinggi negeri
ini.
Kasus Century yang hingga kini masih belum menemui
titik terang dan cenderung semakin membias yang disinyalir menghabiskan uang
negara sebesar 6,7 Triliun dan menyuatkan nama Sri Mulyani yang saat itu
menjabat sebagai Menteri Keuangan RI dan Boediono yang sampai saat ini masih
menjabat sebagai Wakil Presiden RI. Lalu kasus Nazarudin yang berimbas pada
beberapa pejabat Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, Andi Malaranggeng, dan
Anggelina Sondakh tidak luput dari “nyanyian” nazarudin. Kasus ini bermula dari
tender pembangunan Wisma Atlet Sea Games di Palembang yang diguna adanya
tindakan korupsi. Nazarudin yang sempat menjadi buron interpol akhirnya
ditemukan dan berhasil ditangkap di Bogota, Kolombia. Tidak tanggung-tanggung,
penjemputan pulang Nazarudin dari Kolombia menuju tanah air menghabiskan dana
sebesar 4 Miliar. Mahalnya biaya yang dikeluarkan untuk menyewa pesawat ini
tidak berbanding lurus dengan tahapan penyelesaian kasus ini. Belum ada satupun
nama yang disebut-sebut oleh Nazarudin yang telah diproses secara hukum. Dan
yang terakhir dan masih hangat dikalangan masyarakat adalah kasus Nunun
Nurbaeti dengan cek pelawatnya untuk kepentingan pemilihan Gubernur Senior Bank
BI. Total cek yang diberikan sebanyak 24 Miliar ini dibagi-bagikan kepada para
anggota DPR untuk bersedia memilih Miranda Goeltom sebagai Gubernur Senior Bank
BI saat itu.[5]
Yang menjadi perhatian dari berbagai kasus korupsi
kelas kakap adalah selain belum tersentuhnya aktor intelektual[6], juga kerugian yang harus ditanggung negara akibat
penyelewengan uang yang tidak sedikit itu, terlebih persiapan pemerintah dalam
menghadapi Komunitas ESEAN 2015[7]. Dalam kesepakatan antar negara ASEAN tersebut salah
satu kesepakatan yang dibuat dan disetujui oleh para petinggin dari
masing-masing nergara tersebut adalah kerjasama pada bidang ekonomi, yaitu
dengan adanya perdagangan bebas dikawasan asia tenggara. Oleh karena itu, dalam
hal ini pemerintah mempunyai kesiapan internal dalam menghadapi perdagangan
bebas, terlebih dengan masuknya negara non ASEAN, China dalam pergadangan bebas
ini.[8]
Pembangunan ekonomi dalam penciptaan kekuatan dan
ketahanan ekonomi domestik akan sedikit terhambat jika masih tingginya angka
korupsi di negeri ini[9], yang sudah barang tentu akan merugikan keuangan
negara. Efek yang ditimbulkan dari korupsi tidak hanya terhambatnya pembangunan
dalam bidang ekonomi saja, pendidikan, politik, hukum, bahkan keamanan pun akan
mengalami kesulitan jika korupsi tidak segera diberantas, atau setidaknya
menekan indeks korupsi Indonesia. Idealnya pembangunan akan berjalan dengan
baik jika penegakan hukum di Indonesia sudah menunjukkan grafik peningkatan.
Keterkaitan ini tidak hanya dari segi ekonomi dan hukum saja, tetapi kondisi
politik nasional, keamanan dan juga sosial budaya, jadi dapat disimpulkan bahwa
kelima aspek, yaitu ekonomi, hukum, politik, keamanan, dan sosial budaya
mempunyai keterikatan satu sama lainnya. Jika satu aspek saja terjadi
penyelewengan maka sudah dapat dipastikan akan berdampak pada aspek lainnya.
Oleh karena itu, korupsi akan sangat menghambat
pembangunan di Indonesia, jika korupsi masih terus saja menjadi kebiasaan yang
mengakar dan lambatnya penyelesaian beberapa kasus korupsi yang sudah banyak
mendapat sorotan dan tuntutan dari masyarakat untuk segera dituntaskan akan
sangat berpengaruh terhadap pembangunan di Indonesia akibat kerugian yang harus
ditanggung oleh negara akibat dari korupsi yang dilakukan oleh oknum-oknum yang
tidak bertanggung jawab dan tidak memikirkan kerugian yang dihasilkannya. KPK
yang sudah diberikan tugas dan wewenang khusus dalam pemberantasan korupsi
harus dapat mengembalikan kekuatan yang sempat terbangun oleh KPK dan
menunjukkan kinerja yang riil dalam pemberantasan dan penyelesaian berbagai
kasus korupsi di negeri ini. Dukungan dari berbagai kalangan, seperti Polri,
elemen gerakan anti korupsi, seperti ICW dan lain-lain dan juga masyarakat itu
sendiri harus dapat bersinergi dan menjadi partner dalam pemberantasan korupsi.
Keseriusan pemerintah, baik legislatif maupun eksekutif juga harus berbanding
lurus dengan keinginan dari berbagai pihak dalam pemberantasan koruspi.
Semoga momen tahun baru ini juga menjadi semangat baru
dan harapan baru bagi negara ini untuk menurunkan angka korupsi agar dapat
meningkatkan pertumbuhan di negeri ini, baik dari aspek ekonomi, politik, keamanan,
sosial budaya, juga dari aspek hukum itu sendiri. Jadikan 2012 sebagai tahun
“kerja”.[10]
[1] Tulisan ini diajukan sebagai tugas UAS mata kuliah Bahasa Indonesia
dengan dosen pembimbing Drs. E. Kusnadi, MA.
[2] Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang mengambil studi Manajemen
Sumber Daya Manusia Semester 7 (Tujuh)
[3] Khususnya kegelisahan para kelangan hukum dalam penegakan hukum di
tahun 2012. Pada tahun 2011, bidang hukum banyak sekali mendapatkan sorotan
dari masyarakat, mulai dari keadilan dalam dunia hukum, tebang pilih dimata
hukum, mafia peradilan, mafia perpajakan, oknum-oknum diberbagai rumah tahanan
atau rutan. Hingga akhirnya dalam kesempatan reshuffle kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, SBY merombak
kementerian hukum, dengan mengganti menteri dan menambahkan wakil menteri pada
kementerian yang bertanggung jawab atas berbagai permasalahan hukum di
Indonesia
[4] Abraham Samad terpilih menjadi ketua KPK setelah menang telak dalam
pemilihan ketua KPK yang dilakukan oleh anggota DPR RI Komisi III. Dalam
kesempatan ini pula DPR RI menetapkan 4 pejabat KPK lainnya yang akan bertugas
mengawal KPK yang diketuai oleh Abraham Samad hingga tahun 2015
[5] Dalam berbagai kesempatan, Miranda Goeltom tetap menolak terkait
dengan kasus ini. Walaupun beberapa tersangka terkait (Anggota DPR RI yang
menerima suap) sudah dijebloskan ke dalam penjara dan pengakuan langsung dari
Nunun Nurbaety tentang keterkaitan Dosen FE UI, Miranda Goeltom terkait dengan
kasus sek pelawat tersebut
[6] Bahkana diduga banyak para oknum yang ingin melemahkan wewenang dari
KPK
[7] Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN telah menyepakati pada tahun
2015 dengan dibentuknya Komunitas ASEAN (ASEAN Community). Kerjasama baru ini bertujuan untuk menuju tahapan baru
yang lebih integratif dan berwawasan yang diperkuat. Kerjasama dalam ASEAN
tidak lagi hanya terfokus pada kerjasama ekonomi namun juga didukung kerjasama
lainnya dibidang keamanan dan sosial budaya. Untuk menjaga keseimbangan itu,
pembentukan Komunitas ASEAN 2015 berlandaskan 3 pilar, yaitu Komunitas Keamanan
ASEA (ASEAN Security Community),
Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic
Community), dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASEAN Socio-Cultural Community)
[8] China menjadi satu-satunya negara non ASEAN yang masuk kedalam
wilayah perdagangan negara-negara yang berada dikawasan Asia Tenggara. Dikenal dengan
sebutan ACFTA (Asean China Free Trade
Association)
[9] Hingga saat ini Indonesia masih masuk ke dalam 5 besar negara
terkorup di dunia
[10] Ungkapan tahun 2012 sebagai tahun kerja diungkapkan oleh Menko
Perekonomian Hatta Radjasa dalam dialog bersama Komarudin Hidayat dalam acara
Kabar Petang TV One pada hari Minggu, 01 Januari 2011 pukul 17.30 – 18.30 WIB.
merdeka bung haha
BalasHapusmengapa di indonesia korupsi semakin sulit diberantas
BalasHapus